Pengelolahan Limbah Cair Secara Biologi
Oleh
Kelompok III:
1.
SARMILA 201801040
2.
WD MITRAWATI 201801047
3.
TITIN KUSMAWATI 201801044
4.
VERA NINGSIH 201801045
5.
WD MERIAWATI 201801046
6.
ARJUAN 201801005
7.
SULWAN 201801033
AKADEMI
KESEHATAN LINGKUNGAN
MANDALA
WALUYA
SULTRA
2019
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas berkat dan rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam semoga terus
tercurah kepada Nabi Besar kita, Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya
hingga pada kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini berjudul “PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
SECARA BIOLOGI”. Makalah ini ditunjukan untuk memenuhi salah satu tugas yang
telah diberikan oleh salah satu dosen dari mata kuliah PENGELOLAHAN LIMBAH
CAIR. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kami maupun mahasiswa
jurusan kesehatan lingkungan lainnya, terutama bagi pembacanya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami ucapkan terimah kasih bagi
semua pihak yang berperan dalam penyusunan makalah ini. Semoga ALLAH SWT
senantiasa memberikan rahmat serta lindungan-NYA untuk kita semua. Amin.
Kendari, 20 Oktober 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.
Banyak aspek kesehatan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit
dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh faktor-faktor
lingkungan.
Limbah adalah buangan yang
dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik.
Pengelolahan biologis adalah penguraian bahan organik yang terkandung dalam air
limbah oleh jasad renik/bakteri sehingga menjadi bahan kimia sederhana berupa
unsur-unsur dan mineral yang siap dan aman dibuang kelingkungan
Limbah merupakan benda yang tidak
diperlukan dan di buang, limbah pada umumnya mengandung bahan pencemar dengan
konsentrasi bervariasi. Bila dikembalikan ke alam dalam jumlah besar, limbahini
akan terakumulasi di alam sehingga menggangu keseimbanagan ekosistem alam.
Pemupukan limbah dilimbah di alam menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem tidak
dikelolah dengan baik. Pengelolahan limbah ini merupakan upaya merencanakaan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pendaya gunaan limbah, serta
pengendalian dampak yang ditimbulkanya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 apa pengertian dari sistem pengelolahan
limbah cair secara biologi?
1.2.2 apa saja pengelolahan limbah cair secara
biologi?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan yaitu:
1.3.1
untuk mengetahui pengertian sistem pengolahan limbah cair
1.3.2
untuk mengetagui pengelolahan limbah cair secara biologi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGETIAN LIMBAH
Limbah adalah buangan yang
dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik.
Pengelolahan biologis adalah penguraian bahan organik yang terkandung dalam air
limbah oleh jasad renik/bakteri sehingga menjadi bahan kimia sederhana berupa
unsur-unsur dan mineral yang siap dan aman dibuang kelingkungan.
Limbah cair, yang dimaksud dengan limbah cair adalah sisa dari
suatu hasil usaha dan atau kegiatan berwujud cair yang dibuang ke lingkungan
dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan menurut Sugiharto
(1987) air limbah (waste water) adalah kotoran dari masyarakat, rumah
tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta
buangan lainnya. Begitupun dengan Metcalf & Eddy (2003) mendefinisikan
limbah berdasarkan titik sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah
tangga (permukiman), instansi perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan air
tanah, air permukaan, dan air hujan. Pengelolaan limbah cair dalam proses
produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah yang terjadi, volume limbah
minimal dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga minimal.
Pengertian Menurut Ehless dan Steel, Air limbah atau
air buangan adalah sisa air dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri
maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau
zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mangganggu
lingkungan hidup. Batasan lainnya mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi
dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman,
perdagangan,perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air
pemukimandan air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985). Dari
batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa
dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti
industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun
volumenya besar, karena kurang lebih 80% dari air yang digunakan bagi
kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang
sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan kembali ke
sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh karena itu, air
buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik.
2.1 KLASIFIKASI AIR
Klasifikasi
limbah berdasarkan
karateristiknya yaitu
Berdasarkan wujud atau karakteristiknya limbah industri dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu:
a)
Limbah
cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang
dibuang ke lingkungan dan diduga dapat mencemari lingkungan
b)
Limbah
gas dan partikel adalah limbah yang banyak dibuang ke udara. Gas/asap,
partikulat, dan debu yang dikeluarkan oleh pabrik ke udara akan dibawa angin
sehingga akan memperluas jangkauan pemaparannya. Partikel adalah butiran halus
yang mungkin masih terlihat oleh mata telanjang, seperti uap air, debu, asap,
fume dan kabut .
c)
Limbah
padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, dan bubur yang
berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua
bagian, yaitu limbah padat yang dapat didaur-ulang (misalnya plastik, tekstil,
potongan logam) dan limbah padat yang tidak memiliki nilai ekonomis .
Berdasarkan sumber pencemar
Penggolongan limbah berdasarkan sumber pencemar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a)
Sumber
domestik (rumah tangga) , Limbah domestik adalah semua limbah yang berasal dari
kamar mandi, WC, dapur, tempat cuci pakaian, apotik, rumah sakit, dari
perkampungan, kota, pasar, jalan, terminal dan sebagainya.
b)
Sumber
non-domestik , Limbah non-domestik sangat bervariasi, diantaranya berasal dari
pabrik, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi, dan sumber-sumber
lainnya
2.3
PENGELOLAHAN LIMBAH CAIR
2.3.1 Proses Anaerobik
Pengolahan biologis anaerobik merupakan pengolahan
limbah yang dalam prosesnya mutlak tidak membutuhkan keberadaan oksigen sebagai
syarat dapat hidupnya bakteri, sehingga bakteri yang bekerja disebut bakteri
anaerob.
Keuntungan dari sistem pengolahan anaerobik ini antara lain :
a)
Lumpur
yang dihasilkan dari proses pengolahan relatif sedikit dan lumpur yang
dihasilkan relatif stabil dibanding dengan pengolahan aerobik konvensional,
sehingga tidak membutuhkan pengolahan lumpur lagi misalnya seperti sludge
digester.
b) Dapat
dihasilkan energi berupa gas methan, namun akan berfungsi efektif jika debit
limbah cukup besar dan kandungan organik cukup tinggi.
c) Tahan
terhadap flutuasi beban limbah yang besar, sebab debit aliran yang masuk
relatif kecil dibanding dengan dimensi bangunan, yang disebabkan waktu tinggal
yang lama. Sehingga proses anaerobik ini cocok sebagi pengolahan biologis awal
untuk limbah dengan kandungan organik cukup tinggi sebelum diolah dalam
pengolahan aerobik, yaitu dengan memanfaatkan proses penyederhanaan rantai
organik yang terjadi di proses anaerobik.
d)
Pada beberapa pengolahan dengan
beban yang tidak terlalu besar dapat di desain dengan konsep free
maintenance dan low energy cost
Kelemahan dari sistem pengolahan anaerobik ini antara lain:
a) Membutuhkan waktu tinggal yang lama
untuk dapat menguraikan limbah yang masuk, karena adanya tiga fase pengolahan yaitu
hidrolisis, asidifikasi dan methanogenesis, untuk sistem pengolahan anaerobik
konvensional waktu tinggal yang dibutuhkan antara 30 sampai 60 hari, sedangkan
untuk sistem anaerobik yang high rate ± 15 hari. Namun saat
ini telah banyak dikembangkan sistem pengolahan anaerobik dengan meminimalkan
waktu tinggal sehingga dimensi tidak terlalu besar.(Tchobanoglous, 1995)
b)
Perlu menjaga agar dalam reaktor
tidak ada oksigen terlarut dan pH harus dalam range 6.6 -7.6, serta alkalinitas
yang cukup agar pH tidak turun drastis setelah proses asifikasi, sebab dalam
sistem ini bekerja dua bakteri yang saling berlawanan, dimana salah satu
bakteri menghasilkan asam (asidifikasi) sedangkan bakteri methanogenesis
membutuhkan pH netral untuk dapat hidup.
c)
Perlu mengkondisikan dan menjaga
suhu reaktor pada kondisi minimal suhu mesophilic (30 – 380 C) agar bakteri dapat bekerja dengan baik.
2.3.2 Proses Aerobik
Pengolahan biologis secara aerobik mutlak membutuhkan oksigen dalam prosesnya, sehingga bakteri yang bekerja disebut bakteri aerob. Guna menambah kandungan oksigen yang terdapat di dalam pengolahan air limbah, maka dilakukan proses penambahan oksigen yang disebut aerasi dengan menggunakan peralatan/ aerator. Jumlah pemakaian aerator disesuaikan dengan keadaan beban pencemar air limbah yang masuk kedalam pengolahan air limbah. Sistem pengolahan aerobik ini paling sering dan berhasil digunakan untuk pengolahan air limbah terutama di kawasan dengan iklim tropis.
Keuntungan dari sistem pengolahan aerobik ini antara
lain:
a)
Tidak membutuhkan lahan yang luas
dibanding anaerobik untuk debit limbah yang sama, karena waktu tinggal yang
dibutuhkan untuk mengolah relatif lebih cepat ( 6 – 24 jam)
b)
Mampu untuk menerima fluktuasi beban
organik meskipun tidak terlalu besar (fluktuasi beban yang mampu diterima
terbatas)
c)
Pemecahan masalah dalam
pengoperasiannya lebih mudah dibanding dengan sistem anaerobik.
d)
Tingkat efisiensi pengolahan cukup
tinggi untuk limbah organik dengan konsentrasi kecil sampai medium.
e)
Tidak menimbulkan bau jika dalam
prosesnya berjalan dengan baik
Kelemahan dari sistem
pengolahan aerobik antara lain:
a)
Membutuhkan energi relatif lebih
besar karena adanya penambahan oksigen dengan proses aerasi
b)
Pada pengolahan aerobik konvensional
menghasilkan lumpur yang cukup besar dari proses pengolahannya, karena fase
pertumbuhan biomass cukup besar
c)
Pada jenis pengolahan limbah aerobik
konvensional membutuhkan pengolahan lumpur, karena lumpur yang dihasilkan
relatif tidak stabil
d)
Membutuhkan bangunan tambahan untuk
memisahkan lumpur dengan air hasil olahan sebelum dibuang.
e)
Lebih tidak tahan terhadap shock
loading yang terlalu besar.
1.4
EFEK BURUK AIR LIMBAH
Sesuai dengan batasan air limbah yang merupakan
benda sisa, maka sudah barang tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah
tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi tidak berarti bahwa air limbah tersebut
tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena apabila limbah tersebut tidak
dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun
terhadap kehidupan yang ada.
1.4.1 Gangguan Terhadap
Kesehatan
Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan
manusia mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air
limbah. Air limbah ini ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa saja
seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa, serta
schitosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu sendiri
banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit seperti:
Ø Virus
Menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti modus
penularannya masih belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil
pengolahan (effluent) pengolahan air.
Ø Vibrio Cholera
Menyebabkan penyakit kolera
asiatika dengan penyebaran melalui air limbah yang telah tercemar oleh kotoran
manusia yang mengandung vibrio cholera.
Ø Salmonella Typhosa A dan
Salmonella Typhosa B
Merupakan penyebab typhus
abdomonalis dan para typhus yang banyak terdapat di dalam air limbah bila
terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah melalui air dan makanan yang telah
tercemar oleh kotoran manusia yang banyak berpenyakit typhus.
Ø Salmonella Sp
Dapat menyebabkan keracunan
makanan dan jenis bakteri banyak terdapat pada air hasil pengolahan.
Ø Shigella Sp
Adalah penyebab disentri
bacsillair dan banyak terdapat pada air yang tercemar. Adapun cara penularannya
adalah melalui kontak langsung dengan kotoran manusia maupun perantaraan
makanan, lalat dan tanah.
Ø Basillus Antraksis
Adalah penyebab penyakit
antrhak, terdapat pada air limbah dan sporanya tahan terhadap pengolahan.
Ø Brusella Sp
Adalah penyebab penyakit
brusellosis, demam malta serta menyebabkan keguguran (aborsi) pada domba.
Ø Mycobacterium Tuberculosa
Adalah penyebab penyakit
tuberculosis dan terutama terdapat pada air limbah yang berasal dari sanatorium.
Ø Leptospira
Adalah penyebab penyakit
weii dengan penularan utama berasal dari tikus selokan .
Ø Entamuba Histolitika
Dapat menyebabkan penyakit
amuba disentri dengan penyebaran melalui Lumpur yang mengandung kista.
Ø Schistosoma Sp
Penyebab penyakit schistosomiasis,
akan tetapi dapat dimatikan pada saat melewati pengolahan air limbah.
Ø Taenia Sp
Adalah penyebab penyakit
cacing pita, dengan kondisi yang sangat tahan terhadap cuaca.
Ø Ascaris Spp. Enterobius Sp
Menyebabkan penyakit
cacingan dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan dan Lumpur serta sangat
berbahaya terhadap kesehatan manusia.
1.4.2 Gangguan terhadap Kehidupan Biotik
Dengan banyaknya zat
pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Dengan demikian akan menyebabkan
kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini
akan mengurangi perkembangannya. Selain kematian kehidupan di dalam air
disebabkan karena kurangnya oksigen di dalam air dapat juga karena adanya zat
beracun yang berada di dalam air limbah tersebut.
Selain matinya ikan dan
bakteri-bakteri di dalam air juga dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman atau
tumbuhan air. Sebagai akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan
sendiri yang seharusnya bisa terjadi pada air limbah menjadi terhambat. Sebagai
akibat selanjutnya adalah air limbah akan sulit untuk diuraikan.Selain
bahan-bahan kimiayang dapat mengganggu kehidupan di dalam air, maka kehidupan
di dalam air juga dapat terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti adanya
tempertur tinggi yang dikeluarkanoleh industri yang memerlukan proses
pendinginan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari
suatu proses produksi baik industri maupun domestik. Pengelolahan biologis
adalah penguraian bahan organik yang terkandung dalam air limbah oleh jasad
renik/bakteri sehingga menjadi bahan kimia sederhana berupa unsur-unsur dan
mineral yang siap dan aman dibuang kelingkungan
Pengelolahan limbah cair
secara terbagi menjadi 2 yaitu:
Ø Proses Anaerobik
Pengolahan biologis anaerobik merupakan pengolahan
limbah yang dalam prosesnya mutlak tidak membutuhkan keberadaan oksigen sebagai
syarat dapat hidupnya bakteri, sehingga bakteri yang bekerja disebut bakteri
anaerob. .
Ø Proses Aerobik
pengolahan
biologis secara aerobik mutlak membutuhkan oksigen dalam prosesnya, sehingga
bakteri yang bekerja disebut bakteri aerob.
DAFTAR PUSTAKA
0 Response to "Pengelolahan Limbah Cair Secara Biologi"
Post a Comment