Pencemaran Tanah



DI SUSUN OLEH KELOMPOK IV :

ERFIANI (201801011)
HASFARIZAL (201801013)
IDUL NURSADAP (201801015)
MUHAMAD ASRIANTO (201801025)
NUR ASNI (201801035)
RINITA (201801038)
SUTRIA NINGSIH (201801041)
AKADEMI KESEHATAN LINGKUNGAN
MANADALA WALUYA
KENDARI
2019





KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, sehingga penulisan makalah ini yang berjudul “Tanah Dan Pencemaran Tanah” dalam mata kuliah Sanitasi Indsutri Pesisir dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan, tetapi dengan adanya masukan dan bantuan dari rekan-rekan, penulis dapat mengatasinya seiring dengan penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, oleh karena keterbatasan penulis baik dalam hal menyusun makalah maupun bahan yang akan penulis tulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca makalah ini sangat penuis harapkan, demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca makalah ini.
                                                                            

Kendari, 12 Oktober 2019

                                                                                                               Penyusun





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i      
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2.   Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3.   Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.   Pengertian Tanah..................................................................................... 3
2.2.   Klasifikasi Tanah..................................................................................... 6
2.3.   Sumber Pencemaran Tanah...................................................................... 12
2.4.   Dampak pencemaran tanah...................................................................... 14
2.5.   Pengendalian........................................................................................... 15
BAB III PENUTUP 
3.1.   Kesimpulan.............................................................................................. 17
3.2.   Saran........................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari tanah tidak terlepas dari pandangan, sentuhan dan perhatian kita. Kita melihatnya, menginjaknya,menggunakannya dan memperhatikannya. Kita bergantung dari tanah dan sebaliknya tanah-tanah yang baik dan subur tergantung dari cara kita menggunakannya.
Tanah merupakan salah satu komponen abiotik pada permukaan bumi yang sangat penting bagi makhluk hidup.  Tanah menjadi sangat penting karena tanah menyediakan unsur hara, seperti mineral, bahan organik, air dan udara bagi tumbuhan untuk proses fotosintesis. Suatu tanah tersusun atas partikel-partikel tanah itu sendiri. Perbandingan partikel-partikel tanah itu disebut dengan tekstur tanah.  Tekstur tanah lalu dibagi kembali menjadi 3, yaitu pasir, debu dan liat. Tekstur-tekstur tanah tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda begitu juga dengan tingkat kesuburannya. Dengan mengetahui telstur tanah, maka kita akan menyadari bahwa sebenarnya tanah memiliki keragaman yang sangat penting bagi kehidupan saat ini dan masa yang akan datang.
Ciri-ciri alam sering kurang dimengerti. Bagi kita tanah merupakan salah satu ciri tersebut yang ditemukan di mana saja dan kelihatannya selalu dekat dengan kita. Oleh karena hal itu maka kita tidak berusaha menjawab pertanyaan apa itu tanah,bagaimana struktur dan teksturnya serta apa saja komponen penyusunnya. Mungkin kita tidak menyadari bahwa sebetulnya tanah di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain. Dan barangkali sebagian besar dari kita tidak mengetahui, apa yang menyebabkan adanya perbedaan tersebut.





1.2.Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian dari tanah ?
2.      Bagaimana klasifikasi dari tanah ?
3.      Bagaimana sumber pencemaran dari tanah ?   
4.      Bagaimana dampak dari pencemaran tanah ?
5.      Bagaimana  pengendalian pencemaran tanah secara fisika, kimi dan biologi ?    
1.3. Tujuan
1.      Agar mahasiswa mengetahui pengertian dari tanah.
2.      Agar mahasiswa mengetahui klasifikasi dari tanah.
3.      Agar mahasiswa mengetahui sumber pencemaran tanah.
4.      Agar mahasiswa mengetahui dampak pencemaran tanah
5.      Agar mahasiswa mengetahui pengendalian pencemaran tanah secara fisika, kimia, dan biologi










BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Tanah
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu kehidupan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah sangat mendukung terhadap kehidupan tanaman yang menyediakan hara dan air di bumi. selain itu, Tanah juga merupakan tempat hidup berbagai mikroorganisme yang ada di bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi sebagian mahluk hidup yang ada di darat. Dari segi klimatologi , tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan mencegah terjadinya erosi. Meskipun tanah   sendiri juga     bisa      tererosi.
            Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industriperkebunan,maupunkehutanan.
            Tanah terbentuk dari proses pelapukan batuan yang dibantu oleh organisme membentuk tekstur unik yang menutupi permukaan bumi. proses pembentukan tanah ini akan membentuk lapisan-lapisan yang menutupi seluruh permukaan bumi. lapisan-lapisan yang terbentuk memiliki tekstur yang berbeda dan setiap lapisan juka akan mencerminkan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah terjadi selama proses pembentukannya. Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.
            Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
            Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
            Tanah organik mempunyai warna yang gelap (hitam) dan merupakan pembentuk utama dari lahan gambut. Tanah organik ini akan terus mengalami proses panjang selama ratusan tahun untuk menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Tanah ini biasanya memiliki kandungan mineral yang rendah. Pasokan mineral yang bisa didapat oleh tanah organilk yaitu berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur sehingga mampu menyimpan cukup air. Namun karena memiliki keasaman yang tinggi sebagian besar tanaman yang menggunakan media tanah ini tidak bisa tumbuh secara maksimal.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk  tanah: pasir, lanau (debu),dan lempung.
            Dari segi warna, tanah memiliki variasai warna yang sangat beragam mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu tanah juga memiliki perbedaan warna yang sangat kontras pada setiap lapisannya sebagai akibat proses kimia. Tanah yang memiliki warna yang gelap merupakan ciri yang biasanya menandakan bahwa tanah tersebut mengandung bahan organik yang sangan tinggi. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan,belerang, dan nitrogen.Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang menyerupai bercak totol-totol  atau            warna  yang    terkonsentrasi.
            Tanah dalam konteks kajian geografis adalah tanah sebagaii tubuh alam yang menyelimuti permukaan bumi dengan berbagai sifat dan perwatakannya yang khas dalam hal proses pemnbentukan, keterpadapatan, dinamika dari waktu ke waktu , serta manfaatnya bagi kehidupan manusia. Semua orang yang hidup di permukaan bumi telah mengenal wujud tanah, akan tetapi bnyaknya ragam tanah, sifat persebaran tanah yang khas di permukaan bumi, serta ragam pemanfaatannya menjadikan tanah sebagai obyek yang besar. Tanah adalah tubuh alam gembur yang menyelimuti sebagian besar permukaan bumi dan mempunyai sifat dan karakteristik fisik,kimia,biologi,serta morfologi yang khas sebagai akibat dari serangan panjang tanah tidak sama dengan kurun waktu pembentukan batuan .



2.2. Klasifikasi Tanah
(Dudal dan Supraptoharjo 1957, 1961 dan Pusat Penelitian Tanah(PPT)–Bogor 1982).Sistem klasifikasi tanah yang dibuat oleh Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor tahun 1982 merupakan pengembangan dan modifikasi dari sistem klasifikasi tanah yang dibuat oleh Dudal Dan Supraptoharjo tahun 1957 dan 1961. Sistem yang dibuat oleh Dudal dan Supraptoharjo digunakan untuk keperluan survey tanah di Indonesia. Sistem ini mirip dengan sistem klasifikasi Amerika Serikat tahun 1937 serta sistem Thorp dan Smith tahun 1949. Modifikasi sistem klasifikasi tanah Indonesia juga dilakukan setelah dikeluarkannya sistem klasifikasi tanah FAO/UNESCO pada tahun 1974.Dasar-dasar klasifikasi tanah yang dibuat oleh Dudal dan Supraptoharjo adalah:
(1) Morfologi tanah merupakan kriteria untuk pengklasifikasian tanah,
(2) klasifikasi tanah dilakukan pada kategori yang berbeda-beda,
(3) klasifikasi tanah harus dikaitkan dengan keperluan survey tanah dan
(4) dilakukannya korelasi yang sistematik dan berkelanjutan antara klasifikasi tanah dan survey tanah.
            Pada sistem klasifikasi tanah tahun 1957 terdapat 13 tanah dan 1961 terdapat 19 jenis tanah di Indonesia. Tanah dibedakan atasada atau tidaknya terjadi perkembangan profil tanah, susunan horison utama, berdasarkan warna, dan
sifat fisik utama tanah (tekstur) pada kedalam ± 50 cm. Kategori yang digunakan adalah (1) Golongan, (2) Kumpulan, (3) Jenis, (4) Macam, (5) Rupa dan (6) Seri.
Jenis tanah menurut Dudal dan Suparaptoharjo (1957) terdiri dari:
1.         Latosol
            Adalah tanah yang telah mengalami pelapukan lanjut dengan kandungan bahan organik, mineral primer dan unsur hara rendah, bereaksi masam (pH 4.5 –5.5), terjadi akumulasi seskuioksida, tanah berwarna merah, coklat kemerahan hingga coklat kekuningan ataukuning. Tanah terdapat mulai dari daerah pantai hingga 900 m dengan curah hujan antara 2500 –7000 mm per tahun.
2.         Andosol
            Adalah tanah yang berwarna hitam sampai coklat tua dengan kandungan bahan organik tinggi, remah dan porous, licin (smeary) dan reaksi tanah antara 4.5 –6.5. Horison bawah.permukaan berwarna coklat sampai coklat kekuningan dan kadang dijumpai padas tipis akibat semenatsi silika. Tanah ini dijumpai pada daerah dengan bahan induk vulkanis mulai dari pinggiran pantai sampai 3000 m diatas permukaan laut dengan curah hujan yang tinggi serta suhu rendah pada daerah dataran tinggi.
3.         Podsolik Merah Kuning:
            Merupakan tanah sangat tercuci yang berwarna abu-abu muda sampai kekuningan pada horison permukaan sedang lapisan bawah berwarna merah atau kuning dengan kadar bahan organik dan kejenuhan basa yang rendah serta reaksi tanah yang masam sampai sangat masam (pH 4.2  – 4.8). Pada horison bawah permukaan terjadi akumulasi liat dengan struktur tanah gumpaldengan permeabilitas rendah. Tanah mempunyai bahan induk batu endapan bersilika, napal, batu pasir dan  batu liat. Tanah ini dijumpai pada ketinggian antara 50 –  350 m dengan curah hujan antara 2500  – 3500 mm/tahun.
4.         Mediteran Merah Kuning:
             Merupakan tanah yang berkembang dari bahan induk batu kapur dengan kadar bahan organik rendah, kejenuhan basa sedang sampai tinggi, tekstur  berat dengan struktur tanah gumpal, reaksi tanah dari agam masam sampai sedikit alkalis (pH 6.0  –  7.5). Dijumpai pada daerah mulai dari muka laut sampai 400 m pada iklim tropis basah dengan bulan kering nyata dan curah hujan tahunan antara 800  –  2500 mm.
5.         Regur:
            Merupakan tanah yang berwarna kelabu tua sampai hitam, kadar bahan organik rendah, tekstur liat berat, reaksi tanah netral sampai alkalis. Tanah akan retak-retak jika kering dan lekat jika basah. Bahan induk tanah dari marl, shale (napal), berkapur, endapan alluvial atau volkanik. Ditemukan mulai dari muka laut sampai 200 m dengan iklim tropis basah sampai subtropics dengan curah hujan tahunan antara 800  –  2000 mm.
6.         Podsol:
            Merupakan tanah dengan bahan organik cukup tinggi yang terdapat diatas lapisan  berpasir yang mengalami pencucian dan berawrna kelabu pucat atau terang. Dibawah horison berpasir terdapat horison iluviasi berwarna coklat tua sampai kemerahan akibat adanya iluviasi bahan organik dengan oksida besi dan alumunium. Tanah ini  berkembang dari bahan induk endapan yang mengandung silika , batu pasir atau tufa volkanik masam. Tanah dijumpai mulai dari permukaan laut sampai 2000 m dengan curah hujan 2500  –  3500 mm/tahun.
7.         Tanah Sawah:
            Disebut juga sebagai ‘paddy soil’ yang mempunyai horison permukaan
 berwarna pucat karena terjadi reduksi Fe dan Mn akibat genangan air sawah. Senyawa Fe dan Mn akan mengendap dibawah lapisan reduski dan membentuk konkresi dan horison agak memadas. Sifat tanah sawah beragam tergantung dari bahan induk  penyusunnya. Oleh sebab itu istilah tanah sawah tidak digunakan lagi pada sistem klasifikasi tanah selanjutnya. Klasifikasi Tanah Indonesia  Dian Fiantis (2012) 159
8.         Hidrosol:
 Merupakan tanah yang banyak dipengaruhi oleh kadar air tanah. Nama Hidrosol terlalu umum maka nama ini tidak lagi digunakan. Tanah yang termasuk Hidrosol ini dapat dibedakan atas glei humus, hidromorf kelabu, planosol, glei humus rendah dan laterit air tanah . Dasar pembeda dari jenis-jenis tanah ini adalah tinggi rendahnya kadar air tanah.
 9.        Calcisol:
            Merupakan nama kelompok tanah yang kaya akan kalsium. Tanah dapat dibedakan menjadi: rendzina, brown forest soil, mediteran kalsimorfik.

10.       Regosol:
 Merupakan tanah muda yang berkembang dari bahan induk lepas (unconsolidated) yang bukan dari bahan endapan alluvial dengan perkembangan profil tanah lemah atau tanpa perkembangan profil tanah.
11.       Litosol:
            Merupakan tanah yang dangkal yang berkembang diatas batuan keras dan belum mengalami perkembangan profil akibat dari erosi. Dijumpai pada daerah dengan lereng yang curam.
12.       Aluvial:
            Merupakan tanah yang berasal dari endapan alluvial atau koluvial muda dengan  perkembangan profil tanah lemah sampai tidak ada. Sifat tanah beragam tergantung dari  bahan induk yang diendapkannya serta penyebarannya tidak dipengaruhi oleh ketinggian maupun iklim.
13.       Tanah Organik:
            Merupakan tanah dengan kadar bahan organik tinggi dan lapisan gambut yang tebal. Tanah jenuh air sepanjang tahun dengan reaksi tanah masam, dranase sangat buruk dan curah hujan yang tinggi. Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor melakukan penyempurnaan sistem klasifikasi tanah Dudal dan Suparaptoharjo tersebut pada tahun 1982. Pada modifikasi ini terdapat  pengaruh dari sistem FAO/UNESCO. Perbaikan yang dilakukan seperti tidak digunakannya warna tanah sebagai kriteria penciri pada kategori Macam. Ini dikarenakan warna tanah tidak memperlihatkan sifat lain yang nyata dari tanah. Terjadi juga perubahan nama tanah dari Regur menjadi Grumosol, Podsolik Merah Kuning menjadi Podsolik, Hidrosol dan Tanah Sawah dihilangkan dalam sistem klasifikasi tanah. Dalam sistem klasifikasi tanah PPT-Bogor dikenal 20 golongan tanah yaitu:
1.      Organosol
Merupakan tanah yang mempunyai horison histik setebal 50 cm atau lebih dengan bulk density (berat volume) yang rendah. Morfologi dan Klasifikasi Tanah  Jurusan Tanah Faperta Unand 160
2.              Litosol
Merupakan tanah yang dangkal yang terdapat pada batuan yang kukuh sampai kedalaman 20 cm dari permukaan tanah.
3.              Ranker:
Merupakan tanah dengan horison A umbrik dengan ketebalan 25 cm dan tidak mempunyai horison daignostik lainnya
4.      Rendzina
Merupakan tanah dengan horison A molik yang terdapat diatas batu kapur dengan kadar kalsium karbonat lebih dari 40 persen.
5.      Grumosol
Merupakan tanah dengan kadar liat lebih dari 30 persen, bersifat mengembang  jika basah dan retak-retak jika kering. Retak (crack) dengan lebar 1 cm dan dengan kedalaman retak hingga 50 cm dan dijumpai gilgai atau struktur membaji pada kedalaman antara 25  – 125 cm dari permukaan.
6.      Gleisol
Merupakan tanah yang memperlihatkan sifat hidromorfik pada kedalaman 0  – 50 cm dari permukaan dan dijumpai horison histik, umbrik, molik, kalsik atau gipsik.
7.      Aluvial
Merupakan tanah yang berkembang dari bahan induk alluvial muda, terdapat stratifikasi dengan kadar C organik yang tidak teratur. Horison permukaan dapat berupa horison A okrik, horison histik atau sulfuric.
8.      Regosol
Merupakan tanah yang bertekstur kasar dari bahan albik dan tidak dijumpai horison penciri lainnya kecuali okrik, hostol atau sulfuric dengan kadar pasir kurang dari 60 persen  pada kedalaman antara 25 – 100 cm dari permukaan tanah.


9.      Koluvial
Merupakan tanah yang tidak bertekstur kasar dari bahan albik, tidak mempunyai horison diagnostik lainnya kecuali horison A umbrik, histik atau sulfurik.
10.  Arenosol
Merupakan tanah yang bertekstur kasar dari bahan albik yang terdapat pada kedalaman kurang dari 50 cm dari permukaan tanah dan hanya mempunyai horison A okrik.
11.  Andosol
Merupakan tanah yang berwarna hitam sampai coklat tua dengan kandungan  bahan organik tinggi, remah dan porous, licin (smeary) dan reaksi tanah antara 4.5  –  6.5. Horison bawah-permukaan berwarna coklat sampai coklat kekuningan dan kadang dijumpai padas tipis akibat semenatsi silika. Horison A dapat terdiri dari molik atau umbrik yang terdapat diatas horison kambik. Cri lainnya adalah BV rendah (< 85 g/cm3). Klasifikasi Tanah Indonesia  Dian Fiantis (2012) 161 dan kompleks pertukaran didominasi oleh bahan amorf. Tanah ini dijumpai pada daerah dengan bahan induk vulkanis mulai dari pinggiran pantai sampai 3000 m diatas  permukaan laut dengan curah hujan yang tinggi serta suhu rendah pada daerah dataran tinggi.
12.  Latosol
Merupakan tanah yang mempunyai distribusi kadar liat tinggi (>60%), KB < 50%, horison A umbrik dan horison B kambik.
13.  Brunizem
Merupakan tanah yang mempunyai distribusi kadar liat tinggi (>60%), gembur, KB > 50%, horison A molik dan horison B kambik.
14.  Kambisol
Merupakan tanah yang mempunyai horison B kambik dan horison A umbrik atau molik, tidak terdapat gejala hidromorfik.

15.  Nitosol
Merupakan tanah yang mempunyai horison B argilik dengan penurunan liat kurang dari 20% terhadap liat maksimum, tidak ada plintit, tidak mempunyai sifat vertik tetapi mempunyai sifat ortoksik (KTK dengan amoniumasetat < 24 cmpl/kg liat).
16.  Podsolik
Merupakan tanah yang mempunyai horison B argilik, kejenuhan basa < 50% dan tidak mempunyai horison albik.
17.  Mediteran
Merupakan tanah yang mempunyai horison argilik dengan kejenuhan basa > 50% dan tidak mempunyai horison albik.
18.  Planosol
Merupakan tanah yang mempunyai horisol E albik yang terletak diatas horison argilik atau natrik, perubahan tekstur nyata, adanya liat berat atau fragipan di dalam kedalam 125 cm. Pada horison E albik dijumpai cirri hidromorfik.
19.  Podsol
Merupakan tanah yang mempunyai horison B spodik.
20.  Oksisol
Merupakan tanah yang mempunyai horison B oksik

2.3. Sumber Pencemaran Tanah
Tanah merupakan sumber vital bagi kehidupan dan menjadi tempat hidup manusia. Pencemaran tanah pada dasarnya dihasilkan dari adanya campur tangan manusia yang berlebihan dalam menggunakan tanah. Pencemaran tanah terjadi akibat masuknya bahan pencemar berbentuk padat dan cair ke dalam tanah yang merusak komponen asli tanah.
Secara alamiah, tanah hanya bisa tercemar oleh mekanisme erosi namun dapat diimbangi oleh proses pelapukan produk alami dan pembentukan tanah baru. Perbedaan kualitas tanah pada umumnya dinilai dari kondisi lapisan humus hasil pelapukan dan pembusukan sisa-sisa organisme tanaman di bagian permukaan tanah. Semakin bervariasi mahluk hidup di dalam tanah maka semakin berkualitas tanah tersebut. 
Masalah akan muncul bila tanah mengalami pencemaran sehingga komposisi pembentuk alaminya menjadi berubah dan merugikan mahluk yang hidup di dalamnya. Pencemaran tanah dapat dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu:
a.         Pencemaran langsung
            Pencemaran in bisa terjadi akibat beberapa kegiatan berikut seperti penggunaan pestisida, pupuk dan kegiatan pertanian lain. Pembuangan limbah seperti oli bekas, merkuri, sisa detergen dan sampah industri juga menjadi sarana pencemaran tanah secara langsung. Sampah plastik, kaleng, batu baterai yang mengandung logam berat juga dapat menghalangi siklus biokimia di dalam tanah.
b.         Pencemaran tidak langsung
            Contohnya air yang sebelumya mengandung polutan dari pabrik dialirkan ke dalam tanah. Selain itu sampah logam yang dibuang ke dalam tanah suatu saat akan tersiram hujan sehingga mengubah logam menjadi korosif sehingga larutan korosif akan hanyut dan masuk ke dalam tanah.
c.         Penemaran melalui udara
            Hal ini dipicu oleh hujan asam yang mengandung senyawa-senyawa polutan yang membentuk asam nitrat dan asam sulfat. Hujan ini akan mengganggu kestabilan ekosistem tanah atau pH tanah  menjadi asam sehingga akar-akar tumbuhan akan sulit menyerap unsur hara tanah.
Secara umum sumber pencemaran tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Bahan buatan atau bahan polimer, misalkan adanya penggunaan plastik berlebihan, sterofoam yang dibuang sembarangan merupakan masalah tersendiri karena sulit terurai.
2. Pupuk buatan yang digunakan berlebihan akan merusak dan mengganggu kestabilan tanah sehingga rawan menjadi tanah kritis.
3. Limbah yang dibuang sembarangan ke tanah. 

2.4. Dampak Pencemaran Tanah dan Penanggulangannya

1.         Dampak Pencemaran Tanah
            Pencemaran tanah memiliki dampak yang berbahaya bagi makhluk hidup, mulai dari segi kesehatan hingga lingkungan. Toksin yang dilepaskan oleh polutan di tanah dapat berinteraksi dengan ekosistem, baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya polutan tanah yang mencemari air kemudian memengaruhi ekosistem perairan. Berikut ini adalah beberapa dampak pencemaran tanah dari segi kesehatan dan lingkungan.
  1. Kesehatan
Pencemaran tanah menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan pada manusia, di antaranya:
  • Kanker – Kebanyakan polutan tanah mengandung zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker, seperti logam berat.
  • Kerusakan Organ – Hal ini juga disebabkan oleh zat polutan tanah yang berbahaya. Salah satu contohnya seperti kerusakan ginjal yang disebabkan oleh merkuri.
·         Bioakumulasi – Bioakumulasi dapat terjadi apabila manusia memakan daging/sayur yang telah terpapar polutan tanah. Kita harus mewaspadai hal ini karena berujung pada penyakit kronis laten (tidak disadari). Polutan menyebabkan penyakit (sumber: The Wellness Network)
2.         Lingkungan 
            Efek pencemaran tanah terhadap lingkungan dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem. Beberapa dampak lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran tanah ialah;
  • Hilangnya Keanekaragaman Hayati – Paparan polutan yang berbahaya dapat mematikan sejumlah jenis tanaman atau hewan sehingga terjadi kelangkaan spesies.
  • Menurunkan Kesuburan Tanah – Hilangnya biota-biota atau mikroflora tanah dapat menyebabkan tanah menjadi tidak subur seperti sedia kala.
  • Perubahan Struktur Tanah – Struktur tanah dapat mengalami perubahan apabila terdapat polutan yang mematikan komponen penting dalam tanah.
2.5. Pengendalian
1.         Menghindari Aktivitas Pertanian yang Berlebihan 
Aktivitas pertanian seperti menanam dan pencabutan rumput yang berlebihan dapat mengakibatkan banjir dan erosi tanah.
2.         Mengurangi “Waste Footprint” Manusia 
“Waste Footprint” yang kita hasilkan dapat berupa sampah plastik, materi yang sulut terurai, kotoran, dsb. Materi-materi tersebut dapat terakumulasi di tanah dan menjadi polutan yang berbahaya. Kita dapat mengurangi “Waste Footprint” dengan cara melakukan 3R yaitu Reuse, Reduce, dan Recycle.
3.         Pencucian Tanah 
Pencucian tanah bertujuan untuk menghilangkan kontaminan yang ada di dalam tanah. Cara pengelolaan ini menggunakan air untuk membersihkan tanah dan memisahkan tanah yang terkontaminasi. Metode ini memungkinkan manusia untuk mengurangi pencemaran tanpa harus melakukan penggalian tanah. Pencucian pasir dan tanah bekas industri tambang (sumber: Fakta Banten).
 4.        Bioremediasi 
Metode pengelolaan ini menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi kontaminan dan mengembalikan kesuburan tanah. Cara ini merupakan pengelolaan pencemaran tanah yang terjadi secara alami. Namun, bioremediasi juga tetap membutuhkan temperatur yang sesuai, nutrisi, dan oksigen di dalam tanah.








BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu kehidupan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah terdiri dari beberapa klasifikasi yaitu :latosol, andosol, podsolik merah kuning, mediteran merah kuning, regur, podsol, Tanah sawah,  Hidrosol, Calcisol,regosol ,Litosol ,Alufial ,Tanah organic. Pencemaran tanah terbagi menjdi tiga yaitu :Pencemaran langsung,Pencemaran tidak langsung, Pencemaran melalui udara. Dampak yang ditimbulkan oleh tanah yaitu :
1.Kesehatan
a.       Kanker – Kebanyakan polutan tanah         mengandung zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker, seperti logam berat.
b.       kerusakan organ
c.       biokumulasi
2.Lingkungan
a.       Hilangnya Keanekaragaman Hayati
b.      Menurunkan Kesuburan Tanah
c.       Perubahan Struktur Tanah
Sedangkan cara pengendalian pencemaran tanah yaitu :Menghindari Aktivitas Pertanian yang Berlebihan , Mengurangi “Waste Footprint” Manusia , Pencucian Tanah  dan Bioremediasi 
           
3.2. Saran
Makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk untuk memahami fisiologi tumbuhan lebih dalam lagi terutama mengenai tanah.





















DAFTAR PUSTAKA

Hadi Utomo, W. 1982. Dasar-Dasr Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya: Malang
Soepardi,Goeswono.  1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Suwardi,dkk. 2000. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Bogor:Institut Pertanian       Bogor

Agroteknologi UMPAR. 20112. Segitiga Tekstur Tanah. www.agrotekumpar.blogspot.com
Aisyah, Ayu. 2012. Tekstur Tanah. www.lilinkecil1610.blogspot.com
Anonim.2012.Air Tanah.www.wikipedia.com.23 September 2012
Dr. Ir. Madjid ,Abdul, MS. 2009. Sifat Fisika Tanah. www.dasar2ilmutanah.         blogspot.com. 9 September 2012
Siagian, Prasetyo. 2011.Tekstur Tanah.www.prasetyosiagian.blogspot.com.21        September 2012





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pencemaran Tanah"

Post a Comment