Pengendalian Vektor
TUGAS KELOMPOK VI
Pengendalian Vektor
OLEH:
LA ODE JAFARUDIN
NUR AZIZAH CLAUDIA
WA ODE FIRDA
KURNIAWAN
MULTAZAM
SITI NURJANAH
NANDA SAPUTRI
MUH. DEDEN
AKADEMI KESEHATAN
LINGKUNGAN
MANDALA WALUYA SULTRA
2019
A. Pengertian Lalat
Lalat adalah ordo diptera, yang menurut
asal katanya “ Di” artinya dua, “ptera” yang artinya sayap, dan arti
keseluruhannya adalah serangga yang memiliki dua sayap (sepasang sayap) atau insekta
yang bsa terbang. Adanya sepasang sayap tersebut
merupakan sayap bagian depan, sedangkan sayap bagian belakang tidak berkembang
dan mereduksi menjadi alat keseimbangan (halter). Tubuh relatif lunak,
antenna pendek, mata majemuk besar dan mengalami metamorfosa sempurna.4 Lalat
merupakan vektor mekanis dari berbagai macam penyakit, terutama penyakit pada
saluran – saluran pencernaan makanan. Ordo diptera yang merupakan salah
satu anggota kelas Hexapoda atau insekta yang mempunyai jumlah genus dan
spesies yang terbesar yaitu mencakup 60 – 70 % dari seluruh spesies Arthropoda.
Jenis serangga
ini dapat mengganggu kenyaman hidup manusia dan hewan karena dapat menularkan
penyakit.
Penyakit
yang ditularkan oleh lalat tergantung spesiesnya. Lalat Musca domestica dewasa
dapat membawa telur cacing (Oxyrus vermicularis, Trichuris trichiura,
cacing tambang, dan Ascaris lumbricoides), Protozoa (Entamoeba
hystolitica dan Giardia lamblia), Bakteri usus (Salmonella,
Shigella, dan Eschericia coli), Virus polio, Treponema pertenue (penyebab
frambusia) dan Mycobacterium tuberculosis. Lalat fannia dewasa
dapat menularkan berbagai jenis myasis (Gastric, Intestinal, dan Genitorinary).
Lalat Stomoxys merupakan vector penyakit surra (yang disebabkan Trypanosima
evansi), antrax, tetanus, yellow fever , traumatic miasis dan
Enteric pseudomiasis (walaupun jarang). Lalat hijau (Paenicia dan
Chrysomyia) dapat menularkan penyakit myasis mata, tulang dan organ lain
melalui luka. Lalat Sarchopaga dapat menularkan myasis kulit, hidung,
jaringan, vagina, dan usus.
B. Klasifikasi Lalat
Lalat merupakan salah satu insekta
(serangga) termasuk dalam ordo diphtera yang mempunyai sepasang sayap berbentuk
membran dan saat ini diseluruh dunia dapat dijumpai sekitar ±
60.000 – 100.000 spesies lalat (Santi, 2001).
Lalat diklasifikasikan sebagai berikut
:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class :
Hexapoda
Ordo
: Diptera
Family : Muscidae,
Sarchopagidae, Challiporidae, dll.
Genus : Musca,
Stomoxys, Phenisia, Sarchopaga, Fannia, dll.
Spesies : Musca domestica,
Stomoxy calcitrans, Phenesia sp, Sarchopaga sp, Fannia sp,dll
Jenis Species dari Tiap-tiap Kelas
Flies (Lalat) adalah Houseflies (lalat rumah, Musca domestica),
Sandflies (lalat pasir, genus Phlebotomus), Tsetse flies (lalat tsetse, genus
Glossina), Blackflies (lalat hitam, genus Simulium) (Kartikasari, 2008).
C. Morfologi
Pada
umumnya berukuran kecil,sedang sampai berukuran besar, mempunyai sepasang sayap
di bagian depan dan sepasang halter sebagai alat keseimbangan di bagian
belakang,bermata majemuk dan sepasang antena yang seringkali pendek
terdiri atas tiga ruas. Mata lalat jantan lebih besar dan sangat berdekatan
satu sama lain sedang yang betina tampak terpisah oleh suatu celah dan berbentuk
lebih besar daripada lalat jantan.
D. Biologi lalat
1. Siklus Hidup Lalat
Dalam kehidupan lalat dikenal ada 4
(empat) tahapan yaitu mulai dari telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat
berkembang biak dengan bertelur, berwarna putih dengan ukuran lebih kurang 1 mm
panjangnya. Setiap kali bertelur akan menghasilkan 120–130 telur dan menetas
dalam waktu 8–16 jam .Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah 12
–13 º C). Telur yang menetas akan menjadi larva berwarna putih kekuningan,
panjang 12-13 mm. Akhir dari phase larva ini berpindah tempat dari yang banyak
makan ke tempat yang dingin guna mengeringkan tubuhnya, Setelah itu berubah
menjadi kepompong yang berwarna coklat tua, panjangnya sama dengan larva dan
tidak bergerak. Phase ini berlangsung pada musim panas 3-7 hari pada temperatur
30–35 º C, Kemudian akan keluar lalat muda dan sudah dapat terbang antara
450–900 meter, Siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari
Lalat dewasa panjangnya lebih kurang ¼ inci, dan mempunyai 4 garis yang agak
gelap hitam dipunggungnya.
Beberapa hari kemudian sudah siap untuk
berproduksi, pada kondisi normal lalat dewasa betina dapat bertelur sampai 5
(lima) kali. Umur lalat pada umumnya sekitar 2-3 minggu, tetapi pada kondisi
yang lebih sejuk biasa sampai 3 (tiga) bulan Lalat tidak kuat terbang menantang
arah angin, tetapi sebaliknya lalat akan terbang jauh mencapai 1 kilometer.
2. Makanan
Lalat dewasa sangat aktif sepanjang
hari terutama pada pagi hingga sore hari. Serangga ini sangat tertarik pada
makanan manusia sehari-hari seperti gula, susu, makanan olahan, kotoran manusia
dan hewan ,darah serta bangkai binatang. Sehubung dengan bentuk mulutnya, lalat hanya dalam bentuk
cairan, makanan yang kering dibasagi oleh lidahnya terlebih dahulu baru dihisap
air merupakan hal yang dalam hidipanya, tanpa air lalat hanya hidup 48 jam
saja. Lalat makan paling sedikit 2-3 kali sehari.
3. Tempat
Perindukan
Tempat yang disenangi adalah tempat yang basah seperti
sampah basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk, kotoran yang menumpuk
secara kumulatif (dikandang).
a. Kotoran Hewan
Tempat perindukan lalat rumah yang paling utama adalah
pada kotoran hewan yang lembab dan masih baru (normal nya lebih kurang satu
minggu).
b. Sampah dan sisa makanan dari hasil olahan
Disamping lalat suka hinggap juga berkembang baik pada
sampah, sisa makanan, buah-buahan yang ada didalam rumah maupun dipasar.
c. Kotoran Organik
Kotoran organik seperti kotoran hewan, kotoran manusia.
Sampah dan makanan ikan adalah merupakan tempat yang cocok untuk berkembang
biaknya lalat.
d. Air Kotor
Lalat Rumah berkembang biak pada pemukaan air kotor yang
terbuka.
e. Ekologi Lalat Dewasa
Dengan memahami ekologi lalat kita dapat menjelaskan
peranan lalat sebagai karier penyakit dan dapat pula membantu kita dalam
perencanaan pengawasan. Lalat dewasa aktif pada siang hari dan selalu
berkelompok. Pada malam hari biasanya istirahat walaupun mereka dapat
beradaptasi dengan cahaya lampu yang lebih terang.
1) Tempat peristirahatan
Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja
yang membentuk titik hitam. Tanda-tanda ini merupakan hal yang penting untuk
mengenal tempat lalat istirahat. Pada siang hari lalat tidak makan tetapi
beristirahat di lantai dinding, langit-langit, rumputrumput dan tempat yang
sejuk. Juga menyukai tempat yang berdekatan dengan makanan dan tempat
berbiaknya, serta terlindung dari angin dan matahari yang terik. Didalam rumah,
lalat istirahat pada pinggiran tempat makanan, kawat listik dan tidak aktif
pada malam hari. Tempat hinggap lalat biasanya pada ketinggian tidak lebih dari
5 (lima) meter.
2) Fluktuasi Jumlah lalat
Lalat meperupakan serangga yang bersifat fototropik yaitu
menyukai cahaya. Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif dengan adanya
sinar buatan. Efek sinar pada lalat tergantung sepenuhnya pada temperatur dan
kelembaban jumlah lalat akan meningkat jumlahnya pada temperatur 20 º C – 25 º
C dan akan berkurang jumlahnya pada temperatur < 10 º C atau > 49 º C
serta kelembaban yang optimum 90 %.
3) Perilaku dan perkembangbiakan
Pada siang hari lalat bergelombol atau berkumpul dan
berkembang biak di sekitar sumber makanannya. Penyebaran lalat sangat
dipengaruhi oleh cahaya, temperatur, kelembaban. Untuk istirahat lalat
memerlukan suhu sekitar 35º- 40ºC, kelembaban 90%. Aktifitas terhenti pada
temperatur < 15ºC.
E. Jenis-jenis lalat
1. Lalat rumah = Musca domestica
Ini jenis lalat yang paling banyak
terdapat diantara jenis-jenis lalat rumah. Karena fungsinya sebagai vektor
tranmisi mekanis dari berbagai bibit penyakit disertai jumlahnya yang banyak
dan hubungannya yang erat dengan lingkungan hidup manusia, maka jenis lalat
musca domestica ini merupakan jenis lalat yang terpenting ditinjau dari sudut
kesehatan manusia.
Dalam waktu 4-20 hari setelah muncul dari
stadium larva, lalat betina sudah bisa mulai bertelur. Telur-telur putih,
berbentuk oval dengan ukuran panjang ± 1 mm. Setiap kali bertelur diletakkan
75-150 telur. Seekor lalat biasanya diletakkkan dalam retak-retak dari medium
pembiakan pada bagian-bagian yang tidak terkena sinar matahari. Pada suhu panas
telur-telur ini menetas dalam waktu 12-24 jam dan larva-larva yang muncul masuk
lebih jauh ke dalam medium sambil memakannya.
Setelah 3-24 hari, biasanya 4-7 hari,
larva-larva itu berubah menjadi pupa. Larva larva akan mati pada suhu yang
terlalu panas. Suhu yang disukai ± 30-3500C, tetapi pada waktu akan menjadi
pupa mereka mencari tempat-tempat yang lebih dingin dan lebih kering. Pupa
berbentuk lonjong ± 7 mm panjang, dan berwarna merah coklat tua. Biasanya pupa
terdapat pada pinggir medium yang kering atau didalam tanah. Stadium pupa
berlangsung 4-5 hari, bisa juga 3 hari pada suhu 350C atau beberapa minggu pada
suhu rendah.
Lalat dewasa keluar dari pupa, kalau
perlu menembus keluar dari tanah, kemudian jalan-jalan sampai sayap-sayapnya
berkembang, mengering dan mengeras. Ini terjadi dalam waktu 1 jam pada suhu
panas sampai 15 jam untuk ia bisa terbang. Lalat dewasa bisa kawin setiap saat
setelah ia bisa terbang dan bertelur dalam waktu 4-20 hari setelah keluar dari
pupa. Jangka waktu minimum untuk satu siklus hidup lengkap 8 hari pada kondisi
yang menguntungkan.
Lalat rumah bisa membiak disetiap
medium yang terdiri dari zat organik yang lembab dan hangat dapat memberi makan
pada larva-larvanya. Medium pembiakan yang disukai ialah kotoran kuda, kotoran
babi dan kotoran burung. Yang kurang disukai ialah kotoran sapi. Lalat rumah
juga membiak di excreta manusia yang terdapat dikakus atau tempat-tempat lain,
dan karena excreta manusia ini juga mengandung organisme patogen maka ia
merupakan medium pembiakan yang paling berbahaya. Juga sludge dari air kotor
yang digesti sempurna bisa menjadi medium pembiakan lalat rumah.
Disamping itu sampah yang ditumpuk di
tempat terbuka karena mengandung zat-zat organic merupakan medium pembiakan
lalat rumah yang penting. Lalat rumah bisa terbang jauh dan bisa mencapai jarak
15 km dalam waktu 24 jam. Sebagian terbesar tetap berada dalam jarak 1,5 km di
sekitar tempat pembiakannya, tetapi beberapa bisa sampai sejauh 50 km.
Lalat dewasa hidup 2-4 minggu pada
musim panas dan lebih lama pada musim dingin, mereka paling aktif pada suhu
32,50C dan akan mati pada suhu 450C. Mereka melampaui musim dingin (over
wintering) sebagai lalat dewasa, dan berkembang biak di tempat-tempat yang
relatif terlindung seperti kandang ternak dan gudang-gudang.
2. Lalat rumah kecil (jenis Fannia)
Lalat rumah kecil ini menyerupai lalat
rumah biasa, tetapi ukuran mereka jauh lebih kecil. Mereka membiak di kotoran
manusia dan hewan danjuga dibagian-bagian tumbuhan yang membusuk, misalnya di
tumpukan rumput yang membusuk. Lalat kandang yang menggigit (= biting stable
fly) = stomaxys caleitrans Mereka menyerupai lalat rumah biasa, tetapi meraka
mempunyai kebiasaan untuk menggigit. Tempat pembiakan hanya di
tumbuhan-tumbuhan yang membusuk. Siklus hidupnya 21-25 hari. Jenis lalat ini
tidak penting untuk tranmisi penyakit manusia tetapi mereka bisa memindahkan
penyakit-penyakit pada binatang.
3.
Bottle flies dan Blow flies
Jenis-jenis
ini meletakkan telur-telur mereka pada daging. (Dalam hubungan ini mereka
dikatakan mem ”bottle” atau ”blow” daging itu).
Jenis-jenis
ini mencakupi :
- Black
blowfly (jenis Phormia)
- Green
dan bonze bottle flies (jenis phaenicia dsb)
- Blue
bottle flies (jenis Cynomyopsis dan Calliphora)
Jenis-jenis
lalat ini lebih jarang masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran daripada
lalat rumah biasa, karena itu mereka dianggap tidak terlalu penting sebagai
vektor penyakit manusia. Mereka biasanya membiak di bahan binatang yang
membusuk, tetapi mereka juga bisa bertelur ditumbuhan-tumbuhan segar dan
membusuk kalau tidak ada daging binatang.
Siklus
hidup jenis-jenis lalat ini sangat menyerupai siklus hidup lalat rumah biasa.
Mereka juga dapat terbang jauh. Larva dari banyak jenis-jenis lalat ini
menyebabkan myasis pada binatang dan manusia.
4. Blackflies (Lalat Hitam)
Adalah vektor penyakit Oncheocerciasis
Di Afrika adalah species Simulium damnosum dan S. neavei dan di Amerika adalah
S. metallicum, S. ochraceum dan S. callidum. Species lain mungkin adalah vektor
yang tidak penting dan menularkan onchocerciasis pada ternak dan penyakit
protozoa pada burung.
5. Lalat daging (Genus Sarcophaga)
Jenis-jenis lalat ini termasuk
dalamgenus Sarcophaga, artinya pemakan daging. Ukuran mereka besar dan terdapat
bintik meraka pada ujung badan mereka. Larva dari banyak jenis-jenis lalat ini
hidup dalam daging, tetapi pembiakan bisa juga terjadi dalam kotoran binatang.
Beberapa jenis tidak bertelur tetapi
mengeluarkan larva. Mereka jarang masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran
dan karena itu mereka tidak penting sebagai vektor mekanis penyakit manusia.
Tetapi mereka bisa menyebabkan myiasis pada manusia.
6.
Tsetse Flies (Lalat Tsetse)
Lalat
tsetse adalah vektor penting penyakit trypanosomiasis pada manusia dan hewan
peliharaan. Paling sedikit ada tujuh species sebagai vektor infeksi trypanosoma
pada hewan peliharaan, species Trypanosoma rhodesiense yang menjadi penyebab
trypanosomiasis, adalah Glossina morsitans, G. swynnertoni, dan G. Pallidipes.
Vektor utama .pada Penyakit Tidur (Sleeping Sickness) di Gambia adalah species
G. palpalis fuscipes dan pada daerah - daerah tertentu adalah species G.
tachhinoides.
F. Penyebaran Lalat
Musca domestica dan Chrysomya megachepala
adalah lalat yang tersebar secara kosmopolitan dan bersifat sinantropik yang
artinya lalat ini mempunyai hubungan ketergantungan yang tinggi dengan manusia
karena zat-zat makanan yang dibutuhkan lalat sebagian besar ada pada
makanan manusia. Lalat lebih aktif pada tempat yang terlindung dari cahaya
daripada tempat yang langsung terkena cahaya matahari. Penyebaran yang luas
dari kedua jenis lalat ini dimungkinkan karena daya adaptasinya yang tinggi.
Kepadatan lalat di suatu daerah, sangat dipengaruhi oleh: tempat
perindukan, cahaya matahari, temperatur dan kelembaban. Kepadatan lalat akan
tinggi jika temperatur antara 20-25 C. Populasi menurun apabila temperatur >
450C dan < 100C. Pada temperatur yang sangat rendah,
lalat tetap hidup dalam kondisi dorman pada stadium dewasa atau pupa. Kebiasaan
& distribusi lalat pada Siang hari akan berada di sekitar tempat makan
& tempat perindukan di mana juga terjadi perkawinan & istirahat.
Penyebaran dipengaruhi oleh reaksinya terhadap cahaya, temperatur, kelembaban,
textur dan warna permukaan yang disenangi untuk istirahat. Aktivitas lalat:
bertelur, berkawin, makan dan terbang, terhenti pada temperature di bawah 15oC.
Lalat umumnya aktif pada kelembaban udara yang rendah. Pada temperatur di atas
20oC lalat akan berada di luar rumah, di tempat yang ternaung dekat
dengan udara bebas. Pada waktu tidak makan lalat akan istirahat pada permukaan
horisontal atau pada kabel yang membentang atau tempat-tempat yang vertikal dan
pada atap di dalam rumah khususnya malam hari.
G. Ekologi lalat dewasa
Dengan memahami ekologi lalat kita
dapat menjelaskan peranan lalat sebagai karier penyakit dan dapat pula membantu
kita dalam perencanaan pengawasan. Lalat dewasa aktif pada siang hari dan
selalu berkelompok. Pada malam hari biasanya istirahat walaupun mereka dapat
beradaptasi dengan cahaya lampu yang lebih terang.
a)
Tempat
peristirahatan
Pada Waktu
hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja yang membentuk titik hitam.
Tanda-tanda ini merupakan hal yang penting untuk mengenal tempat lalat
istirahat. Pada siang hari lalat tidak makan tetapi beristirahat di lantai
dinding, langit-langit, rumputrumput dan tempat yang sejuk. Juga menyukai
tempat yang berdekatan dengan makanan dan tempat berbiaknya, serta terlindung
dari angin dan matahari yang terik. Didalam rumah, lalat istirahat pada
pinggiran tempat makanan, kawat listik dan tidak aktif pada malam hari. Tempat
hinggap lalat biasanya pada ketinggian tidak lebih dari 5 (lima) meter.
b)
Fluktuasi
Jumlah lalat
Lalat
meperupakan serangga yang bersifat fototropik yaitu menyukai cahaya. Pada malam
hari tidak aktif, namun dapat aktif dengan adanya sinar buatan. Efek sinar pada
lalat tergantung sepenuhnya pada temperatur dan kelembaban jumlah lalat akan
meningkat jumlahnya pada temperatur 20 º C – 25 º C dan akan berkurang
jumlahnya pada temperatur < 10 º C atau > 49 º C serta kelembaban yang
optimum 90 %.
c)
Perilaku dan
perkembangbiakan
Pada siang hari
lalat bergelombol atau berkumpul dan berkembang biak di sekitar sumber
makanannya. Penyebaran lalat sangat dipengaruhi oleh cahaya, temperatur,
kelembaban. Untuk istirahat lalat memerlukan suhu sekitar 35º-40ºC, kelembaban
90%. Aktifitas terhenti pada temperatur < 15ºC.
H. Penyakit yang ditularkan oleh lalat serta
gejala-gejalanya
1.
Desentri penyebaran bibit penyakit yang dibawa
oleh lalat rumah yang berasal dari sampah, kotoran manusia/hewan terutama
melalui bulu-bulu badannya, kaki dan bagian tubuh yang lain dari lalat dan bila
lalat hinggap kemakanan manusia maka kotoran tersebut akan mencemari makanan
yang akan dimakan oleh manusia, akhirnya timbul gejala pada manusia yaitu sakit
pada bagian perut, lemas karena terlambat peredaran darah dan pada kotoran
terdapat mucus dan push.
2. Diare cara penyebarannya sama dengan desentri
dengan gejala sakit pada bagian perut, lemas dan pecernaan terganggu.
3. Typhoid cara penyebaran sama dengan desentri,
gangguan pada usus, sakit pada perut, sakit kepala, berak darah dan demam
tinggi.
4. Cholera penyebarannya sama dengan desentri
dengan gejala muntah-muntah, demam, dehydrasi.
I. Teknik Pengendalian dan Pemberantasan Lalat
Menurut Depkes tahun 1992 pengendalian
lalat dapat dilakukan dengan teknik sebagai berikut :
1. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
a.
Mengurangi atau menghilangkan tempat perindukan lalat.
1) Kandang ternak
- Kandang harus dapat dibersihkan
- Lantai kandang harus kedap air ,dan dapat disiram setiap hari
2) Peternakan / kandang burung
- Bila burung/ternak berada dalam kandang dan kotorannya terkumpul
disangkar, kadang perlu dilengkapi dengan ventilasi yang cukup agar kandang
tetap kering.
- Kotoran burung/ternak dapat dikeluarkan dari sangkar dan secara
interval dapat dibersihkan.
3) Timbunan pupuk kandang
- Timbunan pupuk kandang yang dibuang ke tanah permukaan pada temperatur
tertentu dapat menjadi tempat perindukan lalat. Tumpukan pupuk tersebut
dapat ditutup dengan plastik atau bahan lain lain yang anti lalat.
- Cara ini dapat mencegah lalat untuk bertelur juga dapat membunuh larva
dan pupa karena panas yang keluar dari prases komposting dapat memperpendek
lalat untuk keluar.
- Pupuk kandang yang dibuang ke tanah permukaan pada alasnya perlu
dilengkapi dengan pancuran/pipa sekelilingnya, untuk mencegah perpindahan
larva ke pupa dibawah tanah dalam tumpukkan pupuk tersebut. Pada cuaca panas,
pupuk mungkin dapat menyebar ke bawah tanah dan menjadi kering sebelum lalat
mempunyai waktu untuk berkembang.
4) Kotoran Manusia
Tempat berkembang biak lalat di pembuangan kotoran (jamban)
terbuka dapat dicegah dengan :
- Membuat Slab yang dapat menutup lubang penampungan
kotoran.
- Jamban perlu dilengkapi dengan :
· Leher angsa untuk mencegah bau dan kotoran tidak dihinggapi lalat.
· Pipa hawa (ventilasi) dilengkapi dengan kawat anti lalat.
· Bila air pada leher angsa tidak baik sambungan penutup tidak rapat.
· Mungkin kebocoran sampai merembes pada lubang jamban.
· Pemasangan ventilasi pada lubang jamban dan juga menghilangkan tempat
perindukan lalat.
· Buang kotoran di sembarang tempat dapat sebagai tempat perindukan lalat
kebun. Ini merupakan problem dimana kelompok besar dari masyarakat misalnya
pengungsi, tinggal bersama sementara di pengungsian. Perlu jamban yang
cocok untuk tempat pengungsian.
· Bila fasilitas jamban tidak ada/tidak sesuai, masyarakat pengungsi dapat
melakukan buang air besar ± 500 meter pada arah angin yang tidak mengarah ke
dekat tempat perindukan atau timbunan makanan dan 30 meter dari sumber air
bersih. ini dapat menghilangkan sejumlah lalat didalam lokasi penampungan
pengungsi.
· Kemudahan untuk menghilangkan kotoran di tempat pengungsian adalah dengan
membuat lubang penampungan dan menutupnya dengan tanah secara berlapis,
kemungkinan peningkatan perkembangan lalat pelan-pelan secara bertahap dapat
ditekan.
5) Sampah basah dan sampah organik
Pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah yang dikelola dengan baik
dapat menghilangkan media perindukan lalat. Bila sistem pengumpulan dan
pengangkutan sampah dari rumah–rumah tidak ada, sampah dapat dibakar atau
dibuang ke lubang sampah, dengan catatan bahwa setiap minggu sampah yang
dibuang ke lubang sampah harus ditutup dengan tanah sampai tidak menjadi tempat
berkembang biaknya lalat. Lalat adalah mungkin dapat berkembang biak di tempat
sampah yang permanen dan tertutup rapat. Dalam iklim panas larva lalat ditempat
sampah dapat menjadi pupa dalam waktu hanya 3–4 hari. Untuk daerah tertentu,
sampah basah harus dikumpulkan paling lambat 2 kali dalam seminggu.Bila tong
sampah kosong adalah penting untuk dibersihkan sisa-sisa sampah yang ada di
dasar tong pembuangan sampah akhir dibuang ketempat terbuka perlu dilakukan
dengan pemadatan sampah dan ditutup setiap hari dengan tanah merah
setebal 15 – 30 cm . Hal ini untuk penghilangan tempat
perkembangbiakan lalat. Lokasi tempat pembuangan akhir sampah adalah harus ±
beberapa km dari rumah penduduk.
6) Tanah yang mengandung bahan organik.
Lumpur dan lumpur organik dari air buangan disaluran terbuka, tangki septik
dan rembesan dari lubang penampungan harus di hilangkan. Saluran air dapat
digelontor. Tempat berkembang biak lalat dapat dihilangkan dengan menutup
saluran, tetapi perlu dipelihara dengan baik. Air kotor yang keluar melalui
outlet ke saluran dapat dikurangi. Tindakan pencegahan ditempat pemotongan
hewan, tempat pengolahan dan pengasinan ikan, lantainya terbuat dari bahan yang
kuat dan mudah digelontor untuk dibersihkan.
b. Mengurangi Sumber yang menarik lalat
Dalam kondisi tertentu lalat akan ditarik pada hasil dari makanan ikan dan
tepung tulang, sirop gula, tempat pembuatan susu air kotor dan bau buah yang
manis khususnya mangga. Untuk mengurangi sumber yang menarik lalat dapat
ddicegah dengan melakukan :
- Kebersihan
lingkungan
- Membuat
saluran air limbah (SPAL)
- Menutup
tempat sampah
- Untuk industri yang menggunakan produk yang dapat menarik lalat dapat
dipasang dengan alat pembuang bau (Exhaust).
c. Mencegah kontak antara lalat dengan kotoran yang mengandung kuman
penyakit
Sumber kuman penyakit dapat berasal dari kotoran manusia , bangkai
binatang, sampah basah, lumpur organik, maupun orang sakit mata. Cara-cara
untuk mencegah kontak antara lalat dan kotoran yang mengandung kuman, adalah
dengan :
- Membuat konstruksi jamban yang memenuhi syarat,
sehingga lalat tidak bisa kontak dengan kotoran.
- Mencegah lalat kontak dengan orang yang sakit, tinja,
kotoran bayi, orang sakit dan penderita sakit mata.
- Mencegah agar lalat tidak masuk ke tempat sampah dari
pemotongan hewan dan bangkai binatang.
d. Melindungi makanan, peralatan makan dan orang yang kontak dengan lalat
Untuk melindungi makanan, peralatan makan dan orang yang kontak dengan
lalat dapat dilakukan dengan :
- Makanan dan peralatan makan yang digunakan harus anti
lalat
- Makanan disimpan di lemari makan
- Makan perlu dibungkus
- Jendela dan tempat-tempat terbuka dipasang kawat kasa
- Pintu dipasang dengan sistem yang dapat menutup sendiri
- Pintu masuk dilengkapi dengan goranti lalat
- Penggunaan kelambu atau tudung saji , dapat digunakan
untuk:
· Menutup bayi agar terlindung dari
lalat, nyamuk dan serangga lainnya
· Menutup makanan atau peralatannya
- Kipas angin elektrik dapat dipasang untuk menghalangi
lalat masuk
- Memasang stik berperekat anti lalat sebagai perangkap.
2. Pemberantasan lalat secara langsung
Cara yang digunakan untuk membunuh lalat secara langsung adalah cara fisik,
cara kimiawi dan cara biologi.
1) Cara fisik
Cara pemberantasan secara fisik adalah cara yang mudah
dan aman tetapi kurang efektif apabila lalat dalam kepadatan yang tinggi. Cara
ini hanya cocok untuk digunakan pada skala kecil seperti dirumah sakit,
kantor, hotel, supermarket dan pertokoan lainnya yang menjual daging, sayuran,
serta buah-buahan .
a) Perangkap Lalat (Fly Trap)
Lalat dalam jumlah yang besar/padat dapat ditangkap
dengan alat ini. Tempat yang menarik lalat untuk berkembang biak dan mencari
makan adalah kontainer yang gelap. Bila lalat mencoba makan terbang maka/mereka
akan tertangkap dalam perangkap dalam perangkap yang diletakkan dimulut
kontainer yang terbuka itu. Cara ini hanya cocok digunakan di luar rumah
sebuah model perangkap akan terdiri dari kontainer plastik atau kaleng untuk
umpan, tutup kayu atau plastik dengan celah kecil, dan sangkar diatas penutup.
Celah selebar 0,5cm antara sangkar dan penutup tersebut memberi kelonggaran
kepada lalat untuk bergerak pelan menuju penutup. Kontainer harus terisi separo
dengan umpan, yang akan luntur tekstur & kelembabannya. Tak ada air
tergenang dibagian bawahnya. Dekomposisasi sampah basah dari dapur adalah yang
paling cocok, seperti sayuran hijau, sereal, dan buah-buahan.Setelah tujuh
hari, umpan akan berisi larva dalam jumlah yang besar dan perlu dirusak serta
diganti. Lalat yang masuk ke dalam sangkar akan segera mati dan umumnya terus
menumpuk sampai mencapai puncak serta tangki harus segera dikosongkan.
Perangkap harus ditempatkan di udara terbuka dibawah sinar cerah matahari, jauh
dari keteduhan pepohonan.
b) Umpan kertas lengket berbentuk pita/lembaran (Sticky tapes)
Dipasaran tersedia alat ini, menggantung diatap, menarik
lalat karena kandungan gulanya. Lalat hinggap pada alat ini akan terperangkap
oleh lem. Alat ini dapat berfungsi beberapa minggu bila tidak tertutup
sepenuhnya oleh debu atau lalat yang terperangkap.
c) Perangkap dan pembunuh elektronik (light trap with electrocutor)
Lalat yang tertarik pada cahaya akan terbunuh setelah
kontak dengan jeruji yang bermuatan listrik yang menutupi. Sinar bias dan
ultraviolet menarik lalat hijau (blow flies) tetapi tidak terlalu efektif untuk
lalat rumah metode ini harus diuji dibawah kondisi setempat sebelum investasi
selanjutnya dibuat. Alat ini kadang digunakan didapur rumah sakit dan restoran.
d) Pemasangan kasa kawat/plastik pada pintu dan jendela serta
lubang angin/ventilasi.
e) Membuat pintu dua lapis, daun pintu pertama kearah luar dan lapisan
kedua merupakan pintu kasa yang dapat membuka dan menutup sendiri.
2) Cara kimia
Pemberantasan lalat dengan insektisida harus dilakukan
hanya untuk periode yang singkat apabila sangat diperlukan karena menjadi
resiten yang cepat Aplikasi yang efektif dari insektisida dapat secara
sementara memberantas lalat dengan cepat, yang aman diperlukan pada KLB kolera
, desentri atau trachoma. Penggunaan pestisida ini dapat dilakukan melalui cara
umpan (baits), penyemprotan dengan efek residu (residual spraying) dan
pengasapan (space spaying).
a) Cara Umpan ( Bait )
b) Penyemprotan dengan Efek Residu (Indoor Residual Spraying).
c) Penyemprotan Dengan Pengasapan ( Indoor & Outdoor Space Spraying )
3) Cara Biologi
Dengan memanfaatkan sejenis semut kecil berwana hitam (Phiedoloqelon
affinis) untuk mengurangi populasi lalat rumah di tempat–tempat sampah
(Filipina).
Peranan Pemerintah dan peran serta masyarakat dalam
pengendalan lalat di pemukiman
Metode
pengololaan lingkungan dalam pengendalian lalat yang dapat dilakukan oleh
individu, masyarakat dan pemerintah adalah :
VEKTOR TIKUS
Vektor
adalah anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatuInfectious agent
dari sumber Infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi duniakesehatn
masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor yang dapat
merugikan
kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung jugasebagai
perantara penularan penyakit, seperti yang sudah diartikan diatas.Adapun dari
penggolongan binatang ada dikenal dengan 10 golongan yangdinamakan phylum
diantaranya ada 2 phylum sangat berpengaruh terhadapkesehatn manusia yaitu
phylum anthropoda seperti nyamuk yang dapat bertindaksebagai perantara
penularan penyakit malaria, demam berdarah, dan phylumchodata yaitu tikus
sebagai pengganggu manusia, serta sekaligus sebagai tuanrumah (hospes), pinjal
Xenopsylla cheopis yang menyebabkan penyakit pes.
Pengenalan
Tikus
Tikus
merupakan binatang pengerat yang sudahmenjadi musuh masyarakat karena sebagai
faktor penyakitdan identik dengan image kotor. Selain itu tikus seringmerusak
property rumah kita karena sifat pengeratnya danmenjadi musuh para petani
karena sering merusak tanaman/sawah mereka. Berbagai tindakan sering kita
lakukan untukmembasmi tikus ini seperti dengan jebakan, lem ataupundengan
racun.
Tikus
adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling
dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang
ditemukan hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme model yang
penting dalam biologi. (Wikipedia, 2010)
Klasifikasi Tikus
Dunia : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Subklas : Theria
Ordo : Rodentia
Sub ordo : Myomorpha
Famili : Muridae
Sub famili : MurinaeGenus : Bandicota,
Rattus, dan Mus
Indera Pada Tikus
Indera Penglihatan Tikus
Dilihat
dari pengelihatannya menurut para ahli konon tikus ternyata tikus mempunyai pengelihatan yang jelek,
yaitu ternyata tikus adalah hewan yang buta warna, artinya ia hanya dapat
melihat benda-benda berwarna hitam dan putih. Akan tetapi, tikus tampaknya
tertarik pada warna-warna hijau, kuning dan hitam. Warna hijau dan kuning
diduga merupakan warna daun dan malai tanaman padi yang merupakan makanan
utamanya di lapang. Sedangkan warna hitam merupakan warna gelap yang terlihat
pada malam hari. Kemampuan tikus dalam melihat benda-benda yang ada di depannya
dapat mencapai 10 meter
Indera Penciuman Tikus
Organ
penciuman tikus sangat baik, terutama untuk mencium bau makanannya. Tikus
jantan dapat mencium bau tikus betina yang sedang birahi untuk
dikawininya.Tikus betina dapat mencium bau anaknya yang keluar dari sarang
berdasarkan air seni yang dikeluarkan oleh anaknya.
Indera Pendengaran Tikus
Pendengaran
tikus sangat baik. Tikus dapat mendengar suara-suara dengan frekuensi tinggi,
yang tidak dapat didengar oleh manusia. Berdasarkan suara-suara yang
dikeluarkan oleh tikus, dapat dibagi menjadi beberapa suara, yaitu :
Suara-suara pada saat akan melakukan
perkawinan
Suara-suara menandakan adanya bahaya
Suara-suara pada saat menemukan makanan
Suara-suara pada saat tikus mengalami
kesakitan
D. Sarang
Sarang yang dibuat
biasanya mempunyai lebih dari satu pintu, pintu utama untuk jalan keluar dan
masuk setiap hari, pintu darurat yang digunakan dalam keadaan yang
membahayakan, misalnya pada saat dikerjar oleh predator ataupun pada saat
dilakukan gropyokan, dan pintu yang menuju ke sumber air sebagai minumnya.
Pintu darurat ini disamarkan dengan cara ditutupi dengan daun-daunan.Selain
itu, sarang tikus juga terdiri dari lorong yang berkelok-kelok; semakin banyak
anggota keluarga tikus, semakin panjang lorong yang dib Sarang tikus juga
dilengkapi dengan ruangan/kamar yang difungsikan untuk beranak dan kamar
sebagai gudang tempat meyimpan bahan makanan.
E. Perkembangbiakan
Tikus berkembang biak dengan
sangat cepat, tikus menjadi dewasa dalam arti dapat kawin mulai umur 3 bulan,
masa bunting tikus betina sangat singkat, kira-kira 3 minggu. Jumlah anak yang
dihasilkan setiap kelahiran berkisar antara 4 – 12 ekor (rata-rata 6 ekor)
tergantung dari jenis dan keadaan makanan di lapangan. Dan setelah 2-3 hari
setelah melahirkan tikus-tikus tersebut sudah siap kawin lagi.
Pengendalian tikus
1.Tanam serempak
Penanaman tanaman padi hendaknya
dilakukan secara serempak. Adapun rentang waktu sampai tutup tanam dalam satu
hamparan sebaiknya tidak lebih dari 2 minggu. Hal ini bertujuan untuk membatasi
ketersediaan pakan padi generatif sehingga tidak terjadi perkembangbiakan hama
tikus secara terus-menerus.
2.Sanitasi habitat tikus
Yaitu kegiatan membersihkan
semak-semak yang tumbuh pada habitat tikus seperti area tanggul, pematang
sawah, parit, dan saluran pengairan.
3.Memperkecil ukuran pematang
Pematang sawah sebaiknya dibuat
rendah dan tidak terlalu lebar agar tidak menjadi sarang tikus.
4.Gropyokan
Gropyokan bia dilakukan secara
massal / bersama-sama seluruh petani dalam 1 hamparan dengan cara menggali
sarang, pemukulan, penjeratan, pengoboran malam, pemburuan dengan anjing dan
lain2.
5.Fumigasi / pengemposan
Yaitu pengendalian hama tikus
dengan pengasapan pada celah / sarang tikus. Setelah dilakukan pengasapan pada
lubang / sarang lalu ditutup rapat supaya tikus mati.
6.Linear trap barrier system
(LTBS)
LTBS berupa bentangan pagar
plastik / terpal setinggi antara 60-70 cm, ditegakkan dengan ajir bambu setiap
jarak 1 m, dilengkapi dengan bubu perangkap setiap jarak 20 m dengan pintu
masuk tikus berselang-seling arah.
7.Menggunakan musuh alami
Musuh alami hama tikus adalah
binatang pemangsa seperti burung hantu, burung elang, kucing, anjing, ular dan
lain-lain.
8.Pengendalian secara kimiawi
Pengendalian secara kimiawi yaitu
pengendalian menggunakan pestisida kimia khusus untuk tikus, yaitu racun tikus
/ rodentisida. Rodentisida diberikan melalui makanan atau umpan untuk membunuh
hama tikus. Cara ini bisa dilakukan jika populasi tikus sangat tinggi dan tidak
memungkinkan dikendalikan dengan cara lainnya.
Dampak bagi kesehatan
1.Leptospirosis
Penyakit ini lebih dikenal dengan
nama penyakit kencing tikus. Penyebabnya adalah bakteri leptospira. Bakteri
leptospira menyebabkan penyakit leptospirosis terutama pada tikus, cecurut,
anjing, kucing, maupun hewan ternak seperti kambing, sapi dan kuda. Akan tetapi
penyakit ini juga dapat menular ke manusia. Cara penularannya melalui kencing
hewan yang terkena penyakit, masuk ke dalam genangan air yang ada di lingkungan
sekitar, dan jika terdapat luka di kaki atau tangan kita, sedangkan kondisi
tubuh kita sedang tidak fit, maka kita bakteri tersebut akan masuk ke dalam
tubuh kita dan kita akan tertular penyakit ini.Gejala atau tanda penyakit ini
tidak ada yang khas. Umumnya penderita merasakan demam, meriang, disertai pegal
atau nyeri pada betis. Pada penderita yang sudah parah bisa mengalami
kekuningan seperti pada penyakit hati (penyakit kuning), mata kemerahan, dan
yang fatal adalah gagal ginjal.
2.Pes
Penyakit pes pernah menjadi wabah
penyakit yang mengerikan di Eropa pada masa lampau. Hampir sepertiga hingga dua
per tiga penduduk di Eropa meninggal karena menderita penyakit ini. Sedangkan
di Indonesia, wabah pes pernah terjadi antara lain di Boyolali, Jawa Tengah.
Akan tetapi saat ini, penyakit tersebut jarang dilaporkan kembali. Walau
demikian kita diharuskan tetap waspada, mengingat penyakit tersebut dapat
menimbulkan kematian dengan cepat.
Ada beberapa jenis penyakit pes.
Tetapi yang paling berbahaya yaitu jenis Pes Pnemonik yang menyerang
pernafasan. Penyebab pes adalah bakteri Yersinia pestis. Bakteri tersebut
menular melalui gigitan kutu yang hidup pada tikus. Gejala yang dialami oleh
penderita antara lain demam tinggi dan nyeri pada lipat paha atau ketiak. Pada
penderita yang sudah parah dapat pula mengalami gangguan pernafasan hingga
menimbulkan kematian.
3.Murine typhus
Murine typhus adalah jenis
penyakit yang jarang dikenal oleh masayarakat luas. Penyakit ini disebut juga
Tipus Endemik. Penyebabnya yaitu bakteri Rickettsia typhi yang ditularkan
melalui kotoran kutu pada tikus yang kemudian masuk ke dalam luka gigitan kutu
atau luka lain yang ada di kulit kita. Gejala utamanya antara lain yaitu demam
dan nyeri otot, kadang pula disertai ruam atau bintik kemerahan. Tipus ini
jarang menimbulkan kematian, tetapi cukup mengganggu kesehatan manusia.
4.Scrub typhus
Scrub typhus adalah sejenis
penyakit tipus yang juga ditularkan melalui kotoran tungau yang mengenai luka
di kulit, termasuk luka akibat gigitan tungau. Tungau atau disebut “tengu” oleh
orang jawa, adalah sejenis laba-laba sangat kecil, yang dapat hidup juga pada
tikus. Penyebab penyakit Scrub typhus disebut Orientia tsutsugamushi. Gejalanya
demam, sakit kepala, nyeri pada ketiak atau pangkal paha. Gatal-gatal akibat
penyakit ini sangat mengganggu manusia.
5.Hantavirus
Nama penyakit hantavirus berasal
dari nama sungai di Korea yaitu Sungai Hantan. Penyakit yang disebabkan oleh
virus Hantaan disebut demam berdarah dengan sindrom renal(HFRS). Gejalanya
antara lain telapak tangan berkeringat, demam, kencing berbusa, dan bisa
menyebabkan sulit bernafas sehingga meyebabkan kematian. Virus hantaan
ditularkan melalui kencing, ludah, kotoran serta gigitan binatang pengerat seperti
tikus
DAMPAK BAGI KESEHATAN
.1.Leptospirosis
Penyakit ini lebih dikenal dengan
nama penyakit kencing tikus. Penyebabnya adalah bakteri leptospira. Bakteri
leptospira menyebabkan penyakit leptospirosis terutama pada tikus, cecurut,
anjing, kucing, maupun hewan ternak seperti kambing, sapi dan kuda. Akan tetapi
penyakit ini juga dapat menular ke manusia. Cara penularannya melalui kencing
hewan yang terkena penyakit, masuk ke dalam genangan air yang ada di lingkungan
sekitar, dan jika terdapat luka di kaki atau tangan kita, sedangkan kondisi
tubuh kita sedang tidak fit, maka kita bakteri tersebut akan masuk ke dalam
tubuh kita dan kita akan tertular penyakit ini. Gejala atau tanda penyakit ini
tidak ada yang khas. Umumnya penderita merasakan demam, meriang, disertai pegal
atau nyeri pada betis. Pada penderita yang sudah parah bisa mengalami
kekuningan seperti pada penyakit hati (penyakit kuning), mata kemerahan, dan
yang fatal adalah gagal ginjal.
2.Pes
Penyakit pes pernah menjadi wabah
penyakit yang mengerikan di Eropa pada masa lampau. Hampir sepertiga hingga dua
per tiga penduduk di Eropa meninggal karena menderita penyakit ini. Sedangkan
di Indonesia, wabah pes pernah terjadi antara lain di Boyolali, Jawa Tengah.
Akan tetapi saat ini, penyakit tersebut jarang dilaporkan kembali. Walau
demikian kita diharuskan tetap waspada, mengingat penyakit tersebut dapat
menimbulkan kematian dengan cepat.
Ada beberapa jenis penyakit pes.
Tetapi yang paling berbahaya yaitu jenis Pes Pnemonik yang menyerang pernafasan.
Penyebab pes adalah bakteri Yersinia pestis. Bakteri tersebut menular melalui
gigitan kutu yang hidup pada tikus.
Gejala yang dialami oleh
penderita antara lain demam tinggi dan nyeri pada lipat paha atau ketiak. Pada
penderita yang sudah parah dapat pula mengalami gangguan pernafasan hingga
menimbulkan kematian.
3.Murine typhus
Murine typhus adalah jenis
penyakit yang jarang dikenal oleh masayarakat luas. Penyakit ini disebut juga
Tipus Endemik. Penyebabnya yaitu bakteri Rickettsia typhi yang ditularkan
melalui kotoran kutu pada tikus yang kemudian masuk ke dalam luka gigitan kutu
atau luka lain yang ada di kulit kita.
Gejala utamanya antara lain yaitu
demam dan nyeri otot, kadang pula disertai ruam atau bintik kemerahan. Tipus
ini jarang menimbulkan kematian, tetapi cukup mengganggu kesehatan manusia.
4.Scrub typhus
Scrub typhus adalah sejenis
penyakit tipus yang juga ditularkan melalui kotoran tungau yang mengenai luka
di kulit, termasuk luka akibat gigitan tungau. Tungau atau disebut “tengu” oleh
orang jawa, adalah sejenis laba-laba sangat kecil, yang dapat hidup juga pada
tikus. Penyebab penyakit Scrub typhus disebut Orientia tsutsugamushi. Gejalanya
demam, sakit kepala, nyeri pada ketiak atau pangkal paha. Gatal-gatal akibat
penyakit ini sangat mengganggu manusia.
5.Hantavirus
Nama
penyakit hantavirus berasal dari nama sungai di Korea yaitu Sungai Hantan.
Penyakit yang disebabkan oleh virus Hantaan disebut demam berdarah dengan
sindrom renal(HFRS). Gejalanya antara lain telapak tangan berkeringat, demam,
kencing berbusa, dan bisa menyebabkan sulit bernafas sehingga meyebabkan
kematian. Virus hantaan ditularkan melalui kencing, ludah, kotoran serta
gigitan binatang pengerat seperti tikus.
0 Response to "Pengendalian Vektor"
Post a Comment